Populer

Friday, March 6, 2015

KERETA REL LISTRIK (KRL), MASA DEPAN TRANSPORTASI JAKARTA

Suasana Stasiun KRL


Fenomena perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan pemandangan sehari-hari yang sangat umum bagi masyarakat jabodetabek. KRL merupakan sarana transportasi yang masih banyak digunakan bagi warga jakarta dan sekitarnya. Namun demikian bagi mereka yang belum pernah menggunakan KRL tentu penasaran seperti apa rasanya menggunakan KRL, bagi anda yang belum pernah menggunakan KRL, tulisan berikut adalah sekilas pengamatan penulis ketika beberapa kali mencoba menggunakan KRL sebagai moda transportasi.
Tarif menumpang KRL yang relatif murah, ketepatan waktu tempuh dan jangkauan wilayah operasional KRL yang memanjang dari Jakarta sampai dengan Bogor serta membentang dari Tangerang sampai Bekasi merupakan nilai plus yang menjadi daya tarik warga Jakarta untuk selalu menggunakan KRL sebagai sarana transportasi utama. Peta rute KRL Jabodetabek selengkapnya dapat dilihat disini. Sedangkan tabel tarif dasar KRL dapat didownload disini.
Dibalik segala kelebihan yang ditawarkan layanan KRL, ternyata banyak juga ditemukan kekurangan-kekurangan yang selalu dikeluhkan oleh para pengguna setia KRL. Kenyamanan dan keamanan merupakan masalah klasik yang selalu menghantui para penumpang KRL. Setiap hari khususnya pada jam berangkat dan pulang kerja kita bisa melihat bagaimana penumpang KRL harus berdiri berdesak-desakan dalam gerbong. Ironisnya dalam situasi yang berdesak-desakan tersebut para pencopet kadang beraksi dan memakan korban, akibatnya dalam beberapa kasus ada penumpang KRL kehilangan uang, dompet atau ponselnya. Tak hanya itu kondisi desak-desakkan membuat para penumpang wanita yang tidak tertampung di gerbong wanita menjadi rentan terhadap pelecehan seksual.
Penumpang Berdesak-desakkan dalam KRL

Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan KRL, faktanya sampai saat ini KRL masih menjadi pilihan warga Jakarta dan sekitarnya sebagai sarana transportasi yang murah dan cepat (tepat waktu). Oleh karena itu menarik untuk memahami fenomena perjalanan KRL, bagaimana kondisi penumpang dalam KRL dan bagaimana membuat penumpang lebih nyaman dan aman dalam KRL.
Bila kita memperhatikan dengan seksama maka kita semua tau bahwa jumlah penumpang yang berada dalam KRL dipengaruhi oleh banyaknya calon penumpang yang akan naik dan banyaknya penumpang yang turun. Semakin banyak calon penumpang yang naik maka semakin banyak penumpang yang berada dalam KRL. Jumlah penumpang dalam KRL ini akan berkurang dengan adanya penumpang yang turun.
Jumlah calon penumpang yang dapat naik ke dalam KRL dipengaruhi oleh tempat duduk yang masih tersedia di KRL. Tempat duduk yang masih tersedia ditentukan oleh kapasitas atau daya tampung KRL dan jumlah penumpang yang sudah ada dalam KRL. Bila jumlah calon penumpang yang sudah menunggu untuk naik lebih besar dari jumlah tempat duduk yang masih tersedia (setelah penumpang turun) maka tidak semua calon penumpang dapat terangkut oleh KRL, calon penumpang yang tidak terangkut ini akan menunggu KRL selanjutnya dan menambah jumlah calon penumpang untuk KRL selanjutnya. Dalam kenyataannya sebagian calon penumpang yang tidak terangkut ini kadang tidak mau menunggu KRL berikutnya tetapi lebih memilih memaksa naik dan berdesak-desakkan di dalam KRL.
Penumpang sedang menunggu kedatangan KRL

Berdasarkan pengamatan saya beberapa hal yang bisa dicoba untuk mengurangi jumlah calon penumpang yang tidak terangkut serta mengurangi resiko penumpang berdesak-desakan dalam gerbong adalah sebagai berikut :
1.  Meningkatkan kapasitas KRL
Peningkatan kapasitas ini bisa dilakukan dengan penambahan gerbong KRL atau penambahan KRL yang tentunya harus didukung dengan penambahan sarana, prasarana maupun SDM.
2.   Meminimalkan keterlambatan kereta.
Dengan meniadakan keterlambatan kereta dapat mengurangi jumlah calon penumpang yang tidak terangkut karena keterlambatan kereta menyebabkan penumpukan calon penumpang sehingga semakin banyak calon penumpang yang tidak terangkut. Keterlambatan kereta dapat diminimalkan dengan menjaga kelancaran perjalanan KRL seperti perawatan yang baik terhadap KRL dan semua sarana pendukungnya agar KRL selalu dalam kondisi prima saat dioperasikan. Selain itu kesiap-siagaan stasiun dan personilnya juga diperlukan untuk menjamin kelancaran perjalanan KRL
3.   Menambah frekuensi kedatangan KRL atau mengurangi waktu tunggu KRL
Semakin pendek waktu tunggu KRL maka semakin sedikit calon penumpang yang menunggu sehingga kemungkinan calon penumpang yang tidak terangkut makin kecil.  Pengurangan waktu tunggu KRL dapat dilakukan dengan cara meningkatkan frekuensi perjalanan KRL.
Suasana dalam KRL

Sebenarnya ada lagi solusi untuk megurangi jumlah calon penumpang yang tidak terangkut KRL yaitu dengan mengurangi calon penumpang KRL, hal ini dapat dilakukan apabila pelanggan KRL mau beralih ke moda transportasi lain seperti bus, angkot dan lain-lain. Namun demikian cara ini sulit untuk dilakukan saat ini mengingat pelanggan setia KRL sepertinya kurang tertarik dengan moda transportasi lain karena moda transportasi lain relatif lebih mahal dan tidak tepat waktu.
Dengan penambahan kapasitas KRL, meminimalkan keterlambatan KRL dan meningkatkan frekuensi perjalanan KRL diharapkan dapat mengurangi penumpukan calon penumpang dan mengurangi jumlah calon penumpang yang tidak terangkut sehingga penumpang tidak lagi berdesak-desakkan dalam gerbong sehingga KRL dapat menjadi moda transportasi yang lebih nyaman dan aman. Tentu saja upaya-upaya tersebut memerlukan dukungan penyediaan sarana dan prasarana lainnya serta harus pula didukung dengan perbaikan layanan moda transportasi lain seperti bus, angkot dan lain-lain dengan meningkatkan ketepatan waktu tempuh dan penerapan tarif yang lebih murah agar pelanggan KRL mau berpindah ke moda transportasi lain sehingga dapat mengurangi beban KRL. Bila semua moda transportasi sudah mempunyai pelayanan yang baik maka bukan tidak mungkin suatu saat para pelanggan dapat menggunakan berbagai moda transportasi dengan aman, nyaman dan tepat waktu sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan sekaligus mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta dan sekitarnya. 

No comments:

Post a Comment